JAVANETWORK.CO.ID.SUMENEP – Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Sumenep, Jawa Timur tidak hanya dijadikan tempat penampungan narapidana (napi) dengan berbagai kasus yang menggumuli.
Namun ternyata, Rutan Sumenep juga dijadikan sebagai upaya untuk menyadarkan hati nurani para tahanan atas kesalahan-kesalahan yang dilakukannya.
Kepala Rumah Tahanan (Karutan) Sumenep, M Ridwan Susilo, Amd, IP, MM mengungkapkan bahwa para tahanan di Rutan Sumenep diedukasi untuk melahirkan ide-ide kreatif dan melakukan hal-hal yang bernuansa positif. Misalnya, kegiatan Rutin warga binaan membaca Alquran, salat berjamaah, dan program membatik.
“Kendati program tersebut telah berjalan di kepemimpinan sebelumnya, namun kami (Karutan) merasa terpacu untuk mengembangkan program kreatif ini bagi para tahanan dengan terus mempertahankan dan mengembangkannya lagi,” kata Ridwan Susilo pada keterangannya, Selasa (09/07/2024).
Pria asal Solo tersebut menambahkan bahwa sasaran produksi batik karya narapidana Rutan Kelas IIB Sumenep ini lebih diarahkan pada model batik yang disukai anak muda.
“Dengan tampilan-tampilan yang lebih elegan dan cocoklah untuk anak-anak muda,” tambahnya.
Sejumlah upaya ia usahakan untuk mengangkat branding batik hasil produksi para napi Rutan Kelas II B Sumenep.
“Salah satunya kita gandeng putra-putri Indonesia saat tampil pada ajang bergengsi tingkat regional maupun di tingkat nasional,” ungkapnya.
Fokus pemasaran, kata M Ridwan, sapaan akrabnya, adalah dengan cara memanfaatkan ruang promosi di media sosial.
“Kalau ingin tahu, boleh silakan buka Facebook atau Instagram. Ya, di situ ada namanya Catra Batik Sumenep. Di situ ada produk desain-desain kita,” terangnya.
Semua alat membatik disediakan oleh Rutan. Untuk proses satu karya yang bagus biasanya butuh waktu tiga sampai empat hari. Hasil dari penjualan batik sepenuhnya diberikan untuk napi yang mengerjakan.
“Hanya saja mungkin disisihkan sejumlah nominal untuk kepentingan pembelian bahan ya, untuk produksi selanjutnya,” jelasnya.
Jadi, walaupun berada dalam masa tahanan, mereka masih sempat ngirim nafkah untuk keluarga mereka yang ada di rumah. Ya, hasil dari kerja mereka membatik itu.
Batik khas karya para napi di Rutan Sumenep ini juga dipasarkan untuk seluruh Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenkumhan yang ada di Jawa Timur.
“Untuk seragam ya, mas. Itu pesanan per kanwil biasanya sampek minimal 150 pcs. Jadi lumayan lah hasilnya. Lain lagi jika ada pesanan odong-odong hias, mereka juga masih dapet duit dari kerja itu,” pungkasnya. (REDJAVA****)