JAVANETWORK.CO.ID.SUMENEP – Suasana Ramadan di Sumenep berubah menjadi lautan euforia ketika ribuan warga membanjiri Taman Adipura pada Selasa (25/3/2024) sore.
Parade Musik Tong-Tong yang digelar Generasi Emas Nusantara (GEN) Kabupaten Sumenep
menjadikan ngabuburit bukan sekadar menanti waktu berbuka, melainkan perayaan budaya dan solidaritas sosial yang menggetarkan jiwa.
Dari kejauhan, dentuman ritmis khas musik Tong-Tong sudah menggema, memandu langkah warga menuju pusat perayaan.
Tiga grup musik ternama Lanceng Sarjaku, Pangeran Soengenep, dan Gong Mania menyulap sore Ramadan menjadi festival akbar yang menggugah semangat.
Bukan hanya alunan musik yang membius, tetapi juga gelombang antusiasme yang menjalar di wajah ribuan penonton.
Ketua GEN Kabupaten Sumenep, Atiqurrahman, menegaskan bahwa acara ini lebih dari sekadar hiburan.
“Kami ingin ngabuburit ini punya makna lebih. Musik Tong-Tong adalah bagian dari warisan budaya Madura yang harus kita jaga, sekaligus momentum berbagi berkah kepada mereka yang membutuhkan,” ujarnya.
Sebagai bentuk kepedulian sosial, panitia juga mengadakan penggalangan dana untuk santunan anak yatim.
Setiap dentuman musik yang menggema di langit Sumenep sore itu menjadi simbol solidaritas dan kepedulian.
Tak hanya menebarkan kegembiraan, acara ini juga menjadi berkah bagi para pelaku UMKM. Lapak-lapak pedagang yang menjajakan aneka takjil dan makanan khas Ramadan diserbu pengunjung.
“Sejak siang dagangan saya sudah hampir habis, alhamdulillah acara ini benar-benar membawa rezeki,” kata Siti, seorang pedagang es kelapa muda.
Pada kesempatan yang sama Ketua GEN Jawa Timur, Muhammad Romli turut hadir dan menyampaikan harapannya agar kegiatan seperti ini bisa terus berlanjut.
“Budaya dan ekonomi harus berjalan beriringan. Musik Tong-Tong tidak hanya milik Madura, tetapi juga bisa menjadi identitas Indonesia di kancah lebih luas. Inilah yang harus kita lestarikan bersama,” ungkapnya.
Menjelang magrib, kebersamaan semakin terasa ketika panitia membagikan hidangan berbuka kepada peserta dan pengunjung.
Di bawah langit senja yang mulai meredup, warga duduk berbaur, berbagi makanan, cerita, dan kebahagiaan.
“Ngabuburit GEN Sumenep tahun ini bukan sekadar perayaan, tetapi gerakan gerakan untuk menjaga budaya, menguatkan solidaritas, dan menghidupkan ekonomi rakyat,” pungkas Romli. (REDJAVA****)