JAVANETWORK.CO.ID.SUMENEP – Suasana berbeda tampak di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Sumenep pada Selasa (18/3/2025).
Lahan hijau yang selama ini dikelola warga binaan menjadi saksi bisu panen raya kangkung, hasil dari program pembinaan kemandirian yang tak hanya memberdayakan mereka, tetapi juga berkontribusi bagi ketahanan pangan.
Di bawah sinar matahari pagi, warga binaan dengan penuh semangat memanen kangkung yang tumbuh subur.
Tanaman hijau segar ini bukan sekadar hasil pertanian biasa, melainkan simbol harapan, kerja keras, dan semangat perubahan.
Program ini menjadi bagian dari akselerasi Kementerian Hukum dan HAM dalam membangun keterampilan warga binaan agar lebih produktif dan memiliki bekal hidup setelah bebas nanti.
Kangkung hasil panen langsung dimanfaatkan untuk dapur rutan, sehingga warga binaan dapat menikmati hasil jerih payah mereka sendiri.
Namun, keistimewaan panen ini tak berhenti di sana. Sebagian hasilnya dibagikan kepada warga sekitar, sebagai wujud kepedulian sosial dan komitmen rutan dalam berbagi manfaat lebih luas.
Kepala Rutan Sumenep, Ridwan Susilo, menegaskan bahwa panen raya ini bukan sekadar agenda seremonial, tetapi menjadi bukti nyata keberhasilan program pembinaan kemandirian.
“Kami ingin warga binaan tidak hanya sekadar menjalani hukuman, tetapi juga mendapatkan kesempatan untuk belajar dan berkembang. Panen ini membuktikan bahwa mereka bisa berkontribusi positif, baik untuk diri sendiri maupun masyarakat. Kami berharap keterampilan ini akan menjadi bekal berharga ketika mereka kembali ke kehidupan sosial nantinya,” ujar Ridwan dalam keterangan tertulis, Rabu (18/03/2025).
Bagi warga binaan, panen raya ini bukan hanya tentang hasil pertanian, melainkan sebuah perjalanan pembelajaran dan perubahan.
Mereka merasa lebih berdaya, memiliki tujuan, dan mendapatkan harapan baru.
“Dengan program ini, Rutan Sumenep semakin mengukuhkan komitmennya dalam menciptakan pembinaan yang lebih humanis, produktif, dan berdampak luas. Inisiatif ini bukan hanya mengubah lahan kosong menjadi sumber pangan, tetapi juga mengubah pola pikir dan masa depan mereka yang menjalani pembinaan,” tandasnya.
Dari balik jeruji, mereka menanam harapan. Dari sebidang tanah di Rutan Sumenep, mereka membuktikan bahwa perubahan selalu mungkin terjadi. (REDJAVA****)