JAVANETWORK.CO.ID.SUMENEP – Langit Sumenep pada Minggu (10/8/2025) seolah sedang berpesta. Sejak pukul 08.00 WIB, hamparan biru di atas Lapangan Sinar Mega Lingkar Timur, Desa Kolor, Kecamatan Kota Sumenep, Madura, dipenuhi ratusan layangan berwarna-warni yang menari bebas di udara. Festival Lomba Layangan Adu Putus Bupati Cup II 2025 resmi digelar, menyedot perhatian ratusan pasang mata yang memadati pinggir lapangan.
Suara sorak-sorai bercampur teriakan memberi aba-aba menjadi latar meriah dari ajang ini. Sebanyak 256 peserta dari Rubaru, Pasongsongan, Kalianget, hingga wilayah perkotaan hadir membawa layangan kebanggaannya. Bentuknya beragam, warnanya mencolok, benangnya terikat erat dengan lapisan gelasan yang tajam semua siap beradu ketangkasan memutuskan benang lawan di udara.

Gelaran ini merupakan kolaborasi apik Pemerintah Kabupaten Sumenep bersama Peratuan Layangan Sumenep (Perlasum). Namun bagi warga, ini lebih dari sekadar kompetisi: ia adalah perayaan tradisi, nostalgia masa kecil, sekaligus ajang silaturahmi lintas generasi.
Acara dibuka khidmat dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan santunan bagi anak yatim. Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Sumenep, Mohammad Iksan, S.Pd., yang hadir mewakili Bupati Sumenep Dr. H. Achmad Fauzi Wongsojudo, S.H., M.H., menyampaikan pesan penuh makna tentang pentingnya menjaga warisan budaya.
“Festival ini adalah perekat ikatan sosial masyarakat sekaligus perayaan tradisi adu layangan yang telah mengakar kuat dalam budaya lokal. Harapannya, partisipasi semakin luas, kualitas lomba meningkat, dan tradisi ini tetap hidup dari generasi ke generasi,” ujar Iksan dalam sambutannya.
Turut hadir dalam acara tersebut di antaranya Pasiops Kodim 0827 Kapten CZI Acep Kusnadi mewakili Dandim 0827/Sumenep Letkol Inf Yoyok Wahyudi, serta Kapolsek Batuan Ipda Abuhairi mewakili Kapolres Sumenep AKBP Rivanda, S.I.K. Kehadiran mereka menambah semangat peserta sekaligus memberi rasa aman pada jalannya kegiatan.
Di lapangan, setiap benturan benang di udara mengundang sorak panjang dari penonton. Layangan-layangan itu meliuk, menukik, lalu saling menggesek dengan presisi. Begitu satu layangan putus dan melayang bebas tertiup angin, anak-anak kecil segera berlarian mengejarnya tradisi tak tertulis yang membuat suasana makin riuh.
Setelah adu teknik dan strategi yang sengit, panitia menetapkan pemenang:
- Juara 1: Bangsat (Imam)
- Juara 2: Lebay Karat (Wahyu)
- Juara 3: Dongnyi (Candra)
- Juara 4: Bung Karno (Anton)

Bagi Mohammad Iksan, lomba ini bukan sekadar hiburan, melainkan warisan yang harus dijaga.
“Adu layangan adalah bagian dari identitas budaya kita. Ia bukan hanya permainan, tapi juga cermin kreativitas, sportivitas, dan kebersamaan masyarakat. Itulah mengapa kami berkomitmen menjadikannya agenda tahunan yang lebih besar dan lebih semarak ke depannya,” tutupnya.
Sementara itu, Dandim 0827/Sumenep Letkol Inf Yoyok Wahyudi yang diwakili Pasiops Kodim Kapten CZI Acep Kusnadi menegaskan, pihaknya mendukung penuh upaya pelestarian budaya melalui ajang seperti ini.
“Kegiatan ini bukan hanya menghibur, tetapi juga mempererat rasa persaudaraan antarwarga. Semangat kompetisi yang sehat dan kebersamaan yang terjalin hari ini adalah modal penting untuk menjaga persatuan. TNI akan selalu siap mendukung kegiatan positif seperti ini di tengah masyarakat,” tegasnya.
Festival Bupati Cup II 2025 menutup tirainya bukan hanya dengan daftar juara, melainkan dengan warisan cerita yang akan terus diceritakan.

Ia merajut kembali persaudaraan, menghidupkan memori masa kecil, dan menegaskan bahwa di Sumenep, tradisi bukan sekadar romantisme masa lalu ia adalah napas yang menghidupkan hari ini dan menginspirasi esok.
Tepat pukul 17.45 WIB, festival ditutup dengan penyerahan hadiah dan doa bersama. Semua berlangsung aman, tertib, dan penuh gelak tawa. (REDJAVA****)













