KKN DR-BM INKADHA Sumenep Latih Nelayan Gedang-Gedang Olah Ikan Jadi Kerupuk Cantrang

  • Whatsapp
KKN DR-BM INKADHA Sumenep
Mahasiswa KKN DR-BM INKADHA Sumenep saat sosialisasi pengolahan ikan Cantrang menjadi Kerupuk Cantrang kepad ibu-ibu warga Dusun Tambaraan, Desa Gedang-Gedang, Kecamatan Batuputih, Sumenep. (Foto: Istimewa/JavaNetwork)
banner 468x60

SUMENEP, JavaNetwork.co.id – Sejumlah mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Dari Rumah Berbasis Masyarakat (KKN DR-BM) Institut Kariman Wirayudha (INKADHA) Beraji, Gapura, Sumenep memberikan pelatihan bagi warga Dusun Tambaraan, Desa Gedang-Gedang, Kecamatan Batuputih.

Para mahasiswa KKN DR-BM membidik kaum ibu-ibu Dusun Tambaraan dengan mengajak mereka mengolah ikan Cantrang hasil tangkapan nelayan setempat menjadi produk yang lebih ekonomis berupa Kerupuk Cantrang.

Bacaan Lainnya

banner 468x60

Reden Fatahillah, Sekretaris KKN DR-BM Kelompok 6 INKADHA Sumenep menuturkan, program pemberdayaan ekonomi nelayan tersebut dipilih kelompoknya berdasarkan tema KKN yang mereka angkat yakni “Dampak Covid-19 terhadap Perekonomian Nelayan di Desa Gedang-Gedang”.

Fenomena harga penjualan ikan warga di pesisir Desa Gedang-Gedang, khususnya Dusun Tambaraan, yang harganya kian hari makin menurun menjadi inspirasi bagi sembilan orang mahasiswa KKN DR-BM Kelompok 6 untuk memberikan solusi ekonomis bagi warga setempat.

“Karena kita melihat penjualan ikan dari nelayan di pesisir Desa Gedang-Gedang ke juragan ikan murah di masa pandemi Covid-19, kita buat olahan produk. Kita pilih hasil ikan yang terbanyak yaitu ikan Cantrang, kemudian kita olah menjadi kerupuk,” kata Raden Fatahillah, Selasa (31/8/2021) sore.

Tentu saja, keberhasilan program pengolahan ikan menjadi Kerupuk Cantrang tidak terlepas dari peran masyarakat Dusun Tambaraan. Warga setempat, khususnya kaum ibu-ibu merespon rencana program mahasiswa KKN DR-BM Kelompok 6 dengan sangat positif.

Terbukti, program tersebut dibiayai secara swadaya dan mengandalkan kerja sama antara warga dengan mahasiswa KKN mulai proses produksi hingga pemasarannya.

Pelatihan praktis sekaligus produksi Kerupuk Cantrang dimulai tanggal 20 Agustus 2021. Proses produksi terus dilakukan warga bersama mahasiswa sampai tanggal 23 Agustus 2021.

“Proses pembuatannya membutuhkan waktu 1 hari penuh, sedangkan untuk mengeringkan kerupuk mentah menghabiskan waktu 2 hari, sehingga lama produksi 3 hari,” jelas Raden, panggilan akrab mahasiswa Prodi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) INKADHA itu.

Ikan Cantrang segar sebagai bahan utama diolah dengan bahan-bahan seperti tepung terigu, tepung tapioka, bawang merah, bawang putih, garam, dan bahan pelengkap lainnya. Proses pembuatan kerupuk juga dilakukan secara tradisional tanpa menggunakan campuran bahan pengawet.

“Produk olahan ini aman karena bahan-bahannya alami, kita langsung pakai ikan segar yang ditangkap nelayan di Desa Gedang-Gedang,” jelas Raden.

Supaya lebih menarik, Kerupuk Cantrang yang sudah siap kemas tidak sekadar dibungkus plastik saja. Mahasiswa KKN DR-BM Kelompok 6 INKADHA juga menyiapkan label khusus dengan merek “Kerupuk Cantrang” lengkap dengan komposisi dan tanggal kadaluwarsa.

Pasca produksi, pemasaran Kerupuk Cantrang dilakukan melalui penitipan di toko-toko terdekat di daerah Kecamatan Batuputih. Selan itu, juga menggunakan media sosial dan toko online.

“Sekarang belum punya akun khusus, masih kita promosikan lewat Shopee teman-teman KKN. Harganya ekonomis, hanya Rp 2.000 per bungkus,” imbuh Raden.

Guna menjaga kelangsungan produksi setelah masa KKN DR-BM Kelompok 6 INKADHA berakhir, pembinaan terhadap warga tetap terus dilakukan. Kebetulan, salah satu mahasiswa KKN berasal dari desa setempat.

“Penutupan KKN kita dari kelompok 6 pada Kamis, 26 Agustus 2021 lalu. KKN dimulai pada Selasa tanggal 10 Agustus 2021,” pungkas aktivis Persma LPM Dialektika INKADHA itu. (MM/Rfq)

banner 468x60

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan