Keraton Langit: Mengambil Madu Tanpa Merusak Sarang, Sebuah Gerakan Revolusioner Menuju Keberlanjutan

  • Whatsapp
Pengasuh Keraton Langit Kiai Abdul Adhim
banner 468x60

JAVANETWORK.CO.ID.SUMENEP – Di tengah arus eksploitasi alam yang semakin masif, Keraton Langit hadir sebagai gerakan revolusioner yang menawarkan solusi berkelanjutan.

Dengan filosofi “Mengambil Madu Tanpa Merusak Sarang”, gerakan ini bukan sekadar inovasi dalam budidaya lebah, tetapi juga simbol perlawanan terhadap pola eksploitasi yang merusak ekosistem.

Bacaan Lainnya

banner 468x60

Kiai Abdul Adhim, Pengasuh Keraton Langit, menegaskan bahwa konsep ini lahir dari nilai-nilai kearifan lokal dan spiritualitas yang mendalam.

“Kami ingin mengajarkan bahwa manusia harus mengambil manfaat dari alam tanpa harus merusaknya. Lebah adalah makhluk yang penuh berkah, mereka bekerja dengan harmoni. Jika kita mengambil madunya tanpa merusak sarang, maka kehidupan mereka tetap berlanjut, dan kita pun tetap mendapat manfaat. Ini bukan sekadar metode, tapi filosofi hidup,” ujarnya, Rabu (12/03)2025) malam.

Gerakan ini tidak hanya berhenti pada budidaya lebah. Keraton Langit juga mengusung prinsip keberlanjutan dalam berbagai aspek kehidupan.

Dari pertanian organik hingga pendidikan ekologi berbasis pesantren, inisiatif ini menjadi model bagaimana teknologi dan spiritualitas dapat bersinergi.

“Kami ingin umat ini move on dari pola pikir eksploitatif ke pola pikir regeneratif. Berkarya dengan bijak, berinovasi tanpa merusak, dan tetap bermanfaat bagi sekitar. Ini bukan hanya tentang lebah dan madu, tapi tentang bagaimana kita memandang alam dan kehidupan,” tegas Kiai Abdul Adhim.

Di bulan suci Ramadan, nilai-nilai yang diusung Keraton Langit semakin relevan. Kiai Abdul Adhim mengajak masyarakat untuk menjadikan Ramadan sebagai momentum perubahan.

“Ramadan adalah bulan penyucian, bukan hanya diri tetapi juga cara kita berinteraksi dengan alam. Menahan diri dari keserakahan, berbagi dengan sesama, dan menjaga keseimbangan, itulah makna sejati Ramadan. Jika kita bisa menerapkan filosofi ‘mengambil madu tanpa merusak sarang’ dalam kehidupan sehari-hari, maka kita telah melangkah menuju keberkahan sejati,” paparnya.

Sebuah gerakan telah dimulai. Sudah saatnya kita mengambil manfaat tanpa merusak, membangun tanpa menghancurkan, dan menjaga alam sebagai bagian dari ibadah. Keraton Langit bukan sekadar tempat, tetapi pergerakan menuju masa depan yang lebih baik. (REDJAVA****)

banner 468x60

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan