JAVANETWORK.CO.ID.YOGYAKARTA – Ketegangan antar-etnis kembali mencuat di Yogyakarta. Keluarga Madura Yogyakarta secara resmi melayangkan surat kepada Hendarko Novriansiroen, tokoh etnis Papua di Yogyakarta, terkait serangkaian insiden yang mereka anggap sebagai gangguan terhadap usaha dan keselamatan warga Madura di kota ini.
Dalam surat bernomor 015/PKMY/II/2025 yang bertanggal 7 Februari 2025, mereka menuntut solusi konkret dan jaminan keamanan agar peristiwa serupa tidak terulang.
Dalam surat yang ditandatangani Ketua Keluarga Madura Yogyakarta, RB. Judil Adiningrat, S.H., dan Sekretaris M. Fahri Hasyim, S.H., M.H., disebutkan bahwa selama ini telah terjadi berbagai aksi yang diduga dilakukan oleh oknum dari etnis Papua terhadap toko-toko kelontong milik warga Madura.
Bentuk gangguan tersebut antara lain pengambilan barang tanpa pembayaran, pengrusakan tempat usaha, hingga tindakan kekerasan fisik terhadap pemilik toko.
“Kami merasa resah dengan kondisi ini. Gangguan demi gangguan terjadi tanpa ada penyelesaian yang jelas, sementara usaha kami menjadi sasaran,” tulis mereka dalam surat tersebut, Jum’at (7/2/25).
Dalam nada yang lebih keras, surat tersebut juga mengisyaratkan bahwa jika tidak ada jaminan keamanan dari pihak etnis Papua, maka Keluarga Madura Yogyakarta siap menempuh jalur yang lebih ekstrem, yakni carok tradisi khas Madura yang merujuk pada duel kehormatan.
“Maka kami menantang saudara untuk carok terbuka antara etnis Papua di Yogyakarta dan etnis Madura di Yogyakarta. Silakan saudara tentukan tempat, jam, dan tanggalnya, kami akan ikut ketentuan dari saudara,” demikian bunyi pernyataan dalam surat tersebut yang masuk ke redaksi box Media Javanetwork.co.id. Minggu (9/2/25).
Namun, di bagian akhir surat, Keluarga Madura Yogyakarta menegaskan bahwa mereka tetap mengedepankan penyelesaian damai.
Mereka menekankan pentingnya menjunjung tinggi nilai Bhinneka Tunggal Ika dan berharap ada itikad baik dari pihak etnis Papua untuk duduk bersama mencari solusi.
“Kami berharap ada solusi berimbang yang mengutamakan kepentingan bersama. Kami, masyarakat Madura di Yogyakarta, selalu menjunjung tinggi nilai persatuan dan kebersamaan di tanah Yogyakarta yang kita cintai ini,” tegas mereka.
Surat yang mulai beredar luas ini sontak menjadi sorotan publik. Sejumlah pihak menilai bahwa situasi ini harus segera ditangani sebelum berujung pada konflik terbuka.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari Hendarko Novriansiroen maupun perwakilan etnis Papua di Yogyakarta terkait surat ini. (REDJAVA****)