JAVANETWORK.CO.ID.SUMENEP – Sorak sorai dan tepukan semangat menggema di halaman SD Muhammadiyah Kangean, Sabtu (1/2/2025). Para siswa dengan penuh antusias mengikuti latihan perdana Hizbul Wathan (HW) setelah para pelatih mereka sukses menempuh pelatihan Jaya Melati 1.
Latihan ini bukan sekadar kegiatan ekstrakurikuler, melainkan bagian dari pembentukan karakter sejak dini yang berbasis nilai-nilai kepanduan Muhammadiyah.
Sejak pagi, para pelatih HW yang baru saja menyelesaikan pelatihan tingkat Jaya Melati 1 tampak energik memandu siswa. Mereka menerapkan berbagai metode pembelajaran yang lebih interaktif dan inovatif, hasil dari pelatihan yang mereka ikuti.
Kegiatan ini menjadi ajang pertama bagi mereka untuk mengaplikasikan materi kepemimpinan, kedisiplinan, serta pembentukan karakter yang diperoleh dari pelatihan.
“Tantangan utama bagi kami adalah bagaimana membuat latihan ini tidak hanya menjadi rutinitas, tetapi juga membentuk mental, moral, dan kebersamaan siswa,” ujar Arif Wahidi, S.Pd., Kepala SD Muhammadiyah Kangean kepada media ini, Senin (03/02/2025).
Salah satu momen yang paling membangkitkan semangat adalah perkenalan tepuk HW yang baru dipelajari oleh para pelatih. Dengan gerakan sederhana namun penuh makna, tepuk ini langsung menarik perhatian siswa. Mereka dengan cepat mengikuti ritme dan gerakannya, membuat suasana semakin hidup.
Bukan hanya itu, para pelatih juga memperkenalkan dua lagu khas HW, “Terima Kasih Manda” dan “Terima Kasih Bunda.” Setiap kali siswa berhasil memahami materi baru, mereka diajak menyanyikan lagu ini bersama-sama. Cara ini tidak hanya menanamkan rasa syukur tetapi juga memperkuat hubungan antara siswa dan pelatih.
“Lagu dan tepukan ini bukan sekadar hiburan. Ini cara kami menanamkan nilai-nilai kebersamaan, disiplin, dan semangat belajar dengan cara yang menyenangkan,” tambah Arif Wahidi.
Sebelum sesi latihan utama, siswa diajak mendengarkan cerita inspiratif sebagai latihan konsentrasi. Teknik ini ternyata sangat efektif dalam membangun fokus dan kekompakan di antara mereka. Para siswa tidak sekadar mendengar, tetapi juga diajak untuk mengambil hikmah dari kisah yang disampaikan.
Metode ini disambut baik oleh para siswa. Salah seorang peserta, ia mengungkapkan kegembiraannya,
“Saya suka latihan HW kali ini karena banyak permainan seru dan cerita yang menarik. Jadi, belajar kepanduan tidak membosankan.” ujarnya.
Tak hanya melatih fisik dan mental, latihan ini juga menjadi momen bagi para siswa untuk lebih mengenal lambang Hizbul Wathan yang kaya filosofi. Arif Wahidi menjelaskan bahwa lambang HW memiliki arti yang sangat mendalam, mencerminkan nilai-nilai keislaman dan kepanduan.
“Lingkaran dengan matahari bersinar 12 melambangkan semangat yang harus dipancarkan ke masyarakat, sedangkan monogram HW di tengahnya menunjukkan identitas sebagai pandu Muhammadiyah. Ada juga elemen seperti kelopak bunga yang merepresentasikan Rukun Islam dan Rukun Iman, serta pita berbentuk senyum yang mencerminkan keceriaan pandu HW,” jelasnya.
Sebagai bentuk pemahaman yang lebih mendalam, siswa diajak untuk mengenal simbol-simbol tersebut melalui gerakan tangan yang menggambarkan bentuk lambang HW. Cara ini membantu mereka tidak hanya menghafal, tetapi juga meresapi makna di baliknya.
Latihan Hizbul Wathan ini bukan sekadar kegiatan fisik, tetapi juga upaya menanamkan karakter Islami, disiplin, serta semangat kebersamaan sejak dini. Dengan metode yang menyenangkan, para siswa belajar tidak hanya tentang kepanduan, tetapi juga tentang kepemimpinan, kerja sama, dan rasa hormat kepada guru serta sesama.
Keberhasilan latihan perdana ini menjadi awal yang menjanjikan bagi SD Muhammadiyah Kangean dalam membina generasi muda yang tangguh, cerdas, dan berakhlak mulia.
“Ini baru awal. Ke depan, kami akan terus berinovasi dalam melatih siswa, agar mereka tidak hanya menjadi pandu HW yang disiplin, tetapi juga pribadi yang siap memberi manfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara,” pungkas Arif Wahidi. (REDJAVA****)