JAVANETWORK.CO.ID.SUMENEP – Menyambut bulan suci Ramadhan, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Sumenep menggelar Kajian Ahad Pagi bertema Tarhib Ramadhan di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Minggu (2/2).
Kegiatan ini bertujuan untuk membekali umat dengan pemahaman yang lebih dalam terkait persiapan menyambut Ramadhan, baik dari aspek ilmu, fisik, mental, maupun sosial.
Ketua Umum PDM Sumenep, Dr. Moh. Zeinudin, S.H., S.Hi., M.Hum., yang menjadi narasumber dalam kajian ini, menekankan bahwa ibadah puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga melibatkan kesiapan spiritual serta hubungan sosial yang kuat.
“Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan keberkahan. Jika ingin meraih manfaat maksimal, kita harus mempersiapkan diri dengan baik, bukan hanya dari segi fisik, tetapi juga ilmu, mental, dan interaksi sosial kita dengan sesama,” kata Zein sapaannya.
Dalam kajian tersebut, Zeinuddin menjelaskan bahwa ada empat hal utama yang perlu dipersiapkan sebelum memasuki bulan suci: 1. Ilmu.
“Beribadah tanpa ilmu bisa membuat kita terjebak dalam kebiasaan yang kurang tepat. Oleh karena itu, mari perbanyak belajar tentang fiqih puasa, keutamaan Ramadhan, serta amalan-amalan sunnah yang dianjurkan,” jelasnya.
Ia juga mendorong jamaah untuk lebih aktif membaca Al-Qur’an dan mengikuti kajian keislaman. Fisik karena puasa adalah ibadah yang berdampak langsung pada kondisi tubuh, menjaga kesehatan menjadi hal yang krusial.
“Biasakan makan makanan yang bergizi, istirahat cukup, dan perlahan mengurangi konsumsi berlebihan agar tubuh kita siap menjalani puasa dengan baik,” tambahnya.
Selain juga kata dia perlu adanya mental dan spiritual Ramadhan adalah bulan pembinaan diri. Selain menahan lapar dan dahaga, umat Islam juga harus mampu menahan emosi dan menguatkan ketakwaan.
“Kita harus mulai melatih kesabaran, memperbanyak dzikir, serta meningkatkan kualitas shalat dan bacaan Al-Qur’an. Dengan begitu, Ramadhan bisa menjadi ajang penyucian jiwa,” ujarnya.
Dan ke-4 menurut Zeinudin adalah sosial, dimana di bulan Ramadhan juga memiliki dimensi sosial yang kuat.
“Ibadah kita di bulan Ramadhan tidak boleh hanya bersifat individual. Perbanyak sedekah, bantu tetangga yang membutuhkan, dan jaga ukhuwah Islamiyah. Kita harus menjadikan Ramadhan sebagai momentum untuk memperkuat solidaritas dan kepedulian sosial,” tegas Zeinudin.
Kajian Tarhib Ramadhan ini mendapat antusiasme tinggi dari para peserta. Banyak jamaah yang aktif berdiskusi dan bertanya seputar persiapan menjelang Ramadhan.
Sebagai penutup, Zeinudin mengajak seluruh umat Islam untuk tidak menyia-nyiakan bulan suci ini.
“Jangan sampai Ramadhan hanya menjadi rutinitas tahunan. Persiapkan diri dengan baik, maksimalkan ibadah, dan jadikan Ramadhan sebagai momentum perbaikan diri menuju kehidupan yang lebih baik,” pungkasnya.
Dengan adanya kajian ini, Muhammadiyah Sumenep berharap umat Islam dapat menjalani Ramadhan dengan penuh kesadaran, kesiapan, dan semangat untuk meraih keberkahan serta ketakwaan yang lebih tinggi. (REDJAVA****)