JAVANETWORK.CO.ID.SUMENEP – Warga Desa Manding Daya, Kecamatan Manding, kini punya tameng kuat dalam menghadapi ancaman Demam Berdarah Dengue (DBD). Berkat gerakan inovatif Karang Taruna Bhakti Madaya, kebersihan lingkungan menjadi prioritas utama dengan agenda rutin yang semakin masif.
Di tengah tingginya kasus DBD saat musim hujan, para pemuda yang tergabung dalam Karang Taruna Bhakti Madaya tak tinggal diam. Mereka menggagas aksi bersih-bersih desa secara berkala, yang tidak hanya menargetkan sampah, tetapi juga fokus pada pemberantasan jentik nyamuk.
Humas Karang Taruna Bhakti Madaya, Ahmad Khafikur Rahman, menyebut pihaknya telah membentuk Pasukan Kuning, tim khusus yang bertanggung jawab membersihkan setiap sudut desa, termasuk tempat-tempat pembuangan sampah.
“Kami sadar bahwa kebersihan adalah kunci utama mencegah DBD. Oleh karena itu, kami tidak hanya mengandalkan aksi individu, tetapi juga membentuk tim khusus untuk memastikan lingkungan tetap bersih,” kata Rahman kepada media ini, Kamis (30/1/2025).
Tak hanya itu, koordinasi dengan kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) juga diperkuat. Para kader ini bertugas mendatangi rumah warga untuk mengecek bak mandi serta area lain yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Jika ditemukan jentik, warga langsung diberikan obat abate serta edukasi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Selain gerakan kebersihan, Karang Taruna Bhakti Madaya juga menggencarkan fogging berkala guna menekan populasi nyamuk Aedes aegypti. Fogging dilakukan di titik-titik rawan, terutama di permukiman padat yang berisiko tinggi terhadap penyebaran DBD.
“Fogging bukan satu-satunya solusi, tetapi ini adalah bagian dari strategi besar kami dalam memerangi DBD. Kami ingin desa ini benar-benar terbebas dari ancaman penyakit berbahaya ini,” tambah Rahman.
Upaya ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah desa dan masyarakat setempat. Bahkan, beberapa warga mulai berinisiatif untuk menjaga kebersihan di lingkungan masing-masing tanpa harus menunggu gerakan dari Karang Taruna.
Keberhasilan gerakan ini tidak lepas dari kesadaran kolektif masyarakat akan pentingnya kebersihan. Karang Taruna Bhakti Madaya berharap, dengan adanya aksi ini, pola pikir warga terhadap kebersihan semakin meningkat sehingga pencegahan DBD tidak hanya bergantung pada program fogging, tetapi juga pada perubahan kebiasaan sehari-hari.
Dengan gerakan ini, Desa Manding Daya menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara pemuda, pemerintah, dan masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang sehat dan bebas dari penyakit. Jika gerakan serupa bisa diadopsi oleh desa-desa lain, bukan tidak mungkin tren kasus DBD di Kabupaten Sumenep bisa ditekan secara signifikan.
“Kami tidak ingin hanya menjadi reaktif saat kasus DBD meningkat. Kami ingin menjadi desa yang proaktif, yang selalu siap mencegah sebelum wabah datang,” tegas Rahman.
Gerakan yang digagas pemuda Desa Manding Daya ini bukan sekadar rutinitas. Ini adalah misi, perjuangan, dan semangat kebersamaan yang menjadi contoh bagi desa-desa lain di Indonesia.
“Jika terus dilakukan secara konsisten, bukan tidak mungkin inisiatif ini menjadi model nasional dalam pemberantasan DBD,” tandasnya. (REDJAVA****)