JAVANETWORK.CO.ID.PAMEKASAN – Nama Benny Nugroho, Kepala Seksi Tindak Pidana Umum (Kasi Pidum) Kejaksaan Negeri Pamekasan, tiba-tiba menjadi buah bibir. Sosoknya mencuri perhatian ketika ia memimpin jalannya proses hukum dalam kasus besar yang menggemparkan: penusukan Syekh Ali Jaber, pendakwah ternama asal Madinah.
Kasus tersebut menjadi ujian besar bagi Benny, tetapi dengan kecermatan dan keberaniannya, tersangka Alpin Andrian akhirnya divonis empat tahun penjara. Keputusan ini bukan sekadar hasil kerja keras, melainkan bukti nyata dedikasi Benny dalam menegakkan hukum tanpa celah.
Namun, di balik prestasinya, tidak banyak yang tahu bahwa perjalanan Benny untuk menjadi jaksa yang disegani tidaklah mudah. Lahir di Sumenep, Madura, pada 30 Mei 1978, Benny telah mencurahkan hidupnya untuk dunia hukum selama lebih dari dua dekade. Kariernya dimulai pada 19 September 2006, sebuah titik awal perjalanan panjang yang membentuknya menjadi pribadi tegas dan berintegritas.
Sebelum bertugas di Pamekasan, Benny pernah menduduki jabatan strategis sebagai Pemeriksa Intelijen di Kejaksaan Tinggi Lampung pada 2018-2020. Pengalaman itu memberinya fondasi kuat dalam menangani kasus-kasus besar yang menuntut kecermatan dan strategi matang.
Pendidikan hukum Benny dimulai di Universitas Brawijaya, Malang, sebelum melanjutkan studi magister di Universitas Airlangga, Surabaya. Latar belakang akademiknya yang solid menjadi modal besar dalam menyusun argumentasi hukum yang tak hanya kuat, tetapi juga meyakinkan di meja hijau.
Di usia 46 tahun, Benny tak hanya menjadi figur penting di Kejari Pamekasan, tetapi juga inspirasi bagi rekan sejawat dan generasi muda. Di mata koleganya, ia adalah jaksa yang selalu memprioritaskan keadilan di atas segalanya.
“Kita bukan hanya bicara soal hukuman, tetapi bagaimana hukum menjadi alat untuk menghadirkan keadilan bagi masyarakat,” kata Benny dalam pernyataannya, Sabtu (18/01/2025).
Keberhasilannya menangani kasus Syekh Ali Jaber menjadi bukti nyata profesionalismenya. Ia memastikan bahwa proses hukum berjalan dengan adil, teliti, dan transparan, meskipun tekanan publik begitu besar.
Tidak hanya sebagai jaksa, Benny juga dikenal dekat dengan masyarakat. Sebagai seorang Muslim yang taat, ia menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dalam setiap langkahnya. Keteguhannya ini yang menjadikan sosoknya dihormati, baik di dalam maupun di luar ruang sidang.
Dalam perjalanan kariernya yang sudah lebih dari 24 tahun, Benny terus menunjukkan bahwa menjadi jaksa bukan sekadar profesi, tetapi panggilan hati untuk menegakkan hukum dengan adil dan manusiawi.
Sosok Benny Nugroho adalah cerminan dari keberanian, dedikasi, dan integritas. Ia membuktikan bahwa hukum bukan hanya sekumpulan aturan, tetapi sebuah perjuangan untuk memastikan keadilan ditegakkan di atas segalanya.
“Keberanian untuk adil adalah tugas setiap penegak hukum,” pungkasnya. (REDJAVA****)
