JAVANETWORK.CO.ID.SUMENEP – Dengan suara lembut namun penuh wibawa, Kiai Abdul Adhim, Pengasuh Keraton Langit, kembali menyapa jamaah dalam acara sholawatan dan ngopi bareng yang digelar di Desa Lebeng Barat, Pasongsongan, Kamis malam (16/01).
Acara ini menjadi momentum istimewa yang memadukan spiritualitas dan kebersamaan dalam suasana penuh keakraban.
“Sholawat adalah cara kita berkomunikasi dengan Rasulullah, memperkuat iman, dan sekaligus menyatukan hati-hati kita. Ini bukan sekadar ritual, tetapi juga wujud cinta yang menyatukan kita sebagai umat,” ungkap Kiai Abdul Adhim kepada media ini, Jum’at (17/01/2025).
Malam itu, belasan jamaah memenuhi halaman Keraton Langit. Lantunan sholawat yang dipimpin langsung oleh Kiai Abdul Adhim menciptakan suasana magis, menggetarkan hati setiap yang hadir.
Dalam tausiyahnya, Kiai menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya menjaga persaudaraan, terlebih di tengah tantangan zaman yang kerap memecah belah umat.
“Kita sering lupa bahwa persatuan bisa dimulai dari hal-hal kecil. Duduk bersama, berbagi cerita, dan menikmati kopi adalah salah satu cara untuk merekatkan tali silaturahmi. Ini yang ingin saya sampaikan malam ini,” ujarnya.
Setelah sesi sholawatan, acara dilanjutkan dengan ngopi bareng yang penuh kehangatan.
Kiai Abdul Adhim terlihat akrab berbincang dengan warga, mendengarkan aspirasi mereka, dan memberikan nasihat-nasihat yang menenangkan jiwa.
“Ngopi ini sederhana, tapi dari sinilah kita belajar bahwa kebersamaan itu berharga. Tidak perlu hal besar untuk menciptakan persatuan, cukup dengan hadir dan peduli,” tutur Kiai Abdul Adhim, yang dikenal masyarakat sebagai sosok penuh kasih dan bijaksana.
Acara ini mendapat apresiasi luas dari para jamaah. Banyak yang merasa bahwa kegiatan seperti ini bukan hanya menguatkan spiritualitas, tetapi juga menjadi ruang untuk mempererat hubungan antarwarga.
“Kiai Abdul Adhim selalu punya cara untuk membuat kami merasa lebih dekat, baik dengan agama maupun sesama,” kata salah seorang warga.
Di akhir acara, Kiai Abdul Adhim memimpin doa bersama, memohon keberkahan dan kedamaian untuk Desa Lebeng Barat. Langit malam yang cerah seolah menjadi saksi dari kebersamaan yang terjalin malam itu.
“Oleh karena itu agama dan kemanusiaan bisa berjalan seiring, menjembatani hati dan menyatukan umat dalam harmoni,” pungkasnya. (REDJAVA****)