JAVANETWORK.CO.ID.SUMENEP – Setiap kali hujan deras mengguyur Kota Sumenep, Jalan Trunojoyo berubah menjadi lautan kecil. Genangan air yang tak kunjung surut, khususnya di kawasan pertigaan Terminal Aria Wiraraja hingga ke arah utara, telah menjadi pemandangan yang akrab bagi warga.
Situasi ini kembali mengundang kritik tajam dari Ahmadi Yasid, SH, Anggota DPRD Sumenep dari Fraksi PKB, yang menilai pemerintah daerah lamban dalam menangani masalah tersebut.
“Jalan Trunojoyo itu bukan sekadar jalan biasa. Ini adalah wajah utama Kota Sumenep, simbol kemajuan kota. Tapi lihat kondisinya, tiap hujan deras selalu banjir. Tinggi air bahkan bisa mencapai setengah meter, ini sangat memalukan,” ujar Yasid, Rabu (16/1).
Menurut Yasid, banjir yang terjadi di kawasan ini bukan hanya merugikan pengguna jalan, tetapi juga mencoreng citra Kota Sumenep sebagai kota budaya dan pariwisata.
Ia menilai buruknya sistem drainase sebagai akar masalah yang selama ini diabaikan.
“Drainase di sepanjang jalan itu harus segera dinormalisasi. Masalahnya sudah jelas, tapi solusi konkrit belum terlihat. Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) seharusnya lebih proaktif, bahkan melibatkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk menangani lingkungan sekitar agar masalah ini tuntas,” tegasnya.
Yasid mengkritisi langkah perbaikan jalan yang kerap dilakukan tanpa memperhatikan pengelolaan air.
Baginya, pembangunan jalan yang mulus menjadi sia-sia jika genangan air terus menghantui pengguna jalan.
“Percuma jalannya bagus, tapi tetap banjir. Apalagi banjir ini tidak cepat surut, sangat rawan kecelakaan. Jangan sampai kita hanya berfokus pada estetika tanpa memperhatikan fungsi dasar infrastruktur,” tambahnya.
Sebagai wakil rakyat, Yasid mendorong pemerintah daerah untuk menjadikan permasalahan ini sebagai prioritas pembangunan.
Ia berharap pemerintah tidak lagi menunda-nunda langkah konkret untuk menyelesaikan masalah ini secara menyeluruh.
“Ini bukan hanya soal genangan air, tapi kenyamanan dan keselamatan warga. Pemerintah harus hadir dengan solusi yang terencana dan berkesinambungan. Jangan biarkan Kota Sumenep tercoreng hanya karena masalah yang seharusnya bisa diselesaikan,” kata Yasid.
Dirinya juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan masyarakat untuk mencegah permasalahan serupa di masa depan.
Menurutnya, perencanaan tata kota yang baik harus memperhatikan aspek lingkungan secara komprehensif.
“Semua pihak harus peduli. Drainase bukan hanya tugas pemerintah, tapi juga tanggung jawab bersama. Jika semua pihak bekerja sama, saya yakin Kota Sumenep bisa bebas dari banjir,” tutup Yasid penuh harap. (REDJAVA****)