JAVANETWORK.CO.ID.SUMENEP – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sumenep melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Batuan, Rabu (8/1/2025). Sidak tersebut difokuskan pada pengecekan operasional mesin daur ulang sampah yang telah menyerap anggaran lebih dari Rp2,8 miliar. Namun, hingga awal tahun 2025, alat tersebut belum dapat dioperasikan.
Anggota Komisi III DPRD Sumenep, Akhmadi Yasid, yang memimpin sidak, mengungkapkan bahwa mesin ini dirancang sebagai solusi untuk mengelola sampah sekaligus meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sumenep. Namun, hasil inspeksi menunjukkan bahwa alat tersebut belum dapat difungsikan akibat kendala teknis pada jaringan listrik yang belum siap untuk menyuplai energi besar yang dibutuhkan.
“Kami melihat bahwa jaringan listrik di lokasi ini belum memenuhi kebutuhan operasional mesin. Padahal, alat ini dirancang untuk memberikan manfaat besar, tidak hanya bagi pengelolaan sampah, tetapi juga untuk menciptakan nilai ekonomis, seperti memproduksi pupuk kompos yang bisa dipasarkan ke perusahaan,” kata Yasid pada media ini, Rabu (08/01/2024).
Yasid menambahkan, program ini sejatinya merupakan langkah strategis untuk menjawab tantangan pengelolaan sampah di Sumenep. Mesin ini dirancang untuk mengelola sampah harian yang terus meningkat, sekaligus menangani timbunan sampah lama di TPA. Jika dioperasikan dengan baik, mesin ini diyakini mampu memberikan nilai tambah ekonomi, sekaligus membantu menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
“Melalui teknologi ini, sampah tidak lagi hanya menjadi masalah, tetapi juga peluang. Selain membantu mengurangi limbah, alat ini dapat menghasilkan produk bernilai ekonomis seperti pupuk kompos. Dengan begitu, kita bisa meningkatkan PAD sekaligus memberikan manfaat langsung kepada masyarakat,” tambahnya.
Menyikapi kondisi ini, Yasid mendorong Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk segera menyelesaikan kendala teknis terkait jaringan listrik. Menurutnya, hambatan ini harus diselesaikan secepat mungkin agar mesin dapat segera dioperasikan dan memberikan manfaat nyata.
“Kami berharap DLH dapat bergerak cepat. Program ini sudah dirancang dengan sangat baik, tetapi tanpa operasional yang optimal, manfaatnya tidak akan terasa. Oleh karena itu, persoalan teknis ini harus segera diatasi,” tegasnya.
Terkait sumber daya manusia, Yasid menyebutkan bahwa DLH telah mempersiapkan tim khusus yang telah menjalani pelatihan untuk mengoperasikan mesin. Ia menekankan bahwa pengelolaan alat ini harus dilakukan oleh tenaga profesional agar hasilnya maksimal.
“Mesin ini membutuhkan penanganan yang serius dan profesional. Tim dari DLH sudah dilatih, jadi kami optimis operasionalnya nanti akan berjalan dengan baik,” ujar Politisi PKB Sumenep itu menerangkan.
Lebih lanjut dirinya menambahkan dengan optimisme bahwa mesin daur ulang sampah ini akan menjadi solusi jangka panjang dalam menangani masalah sampah di Sumenep. Selain itu, ia berharap keberadaan alat ini dapat menjadi awal dari sistem pengelolaan limbah yang lebih modern, efisien, dan ramah lingkungan di kabupaten tersebut.
“Kami sangat berharap alat ini segera berfungsi. Selain untuk mengurangi persoalan sampah, kehadirannya juga bisa menjadi peluang ekonomi yang besar. Ini adalah investasi yang sangat strategis bagi Sumenep, baik dari segi lingkungan maupun ekonomi,” pungkasnya. (REDJAVA****)