JAVANETWORK.CO.ID.SUMENEP – Pelatihan penulisan buku non fiksi bagi Guru ASN yang digelar Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep memasuki masa pelatihan materi outline.
Kegiatan yang berlangsung lima hari di Hotel Azmi di Jalan Kapten Tesna Kelurahan Pajagalan, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep, berlangsung khidmat.
Pada sesi pelatihan menyusun penulisan buku non fiksi adalah langkah penting untuk memberikan struktur dan alur yang jelas bagi para pembaca karya tulis.
Seperti disampaikan pemateri pelatihan ini, Yulianti SPd mengatakan bahwa outline ini berfungsi sebagai panduan penulis dalam mengorganisir ide-ide bagi para peserta pelatihan.
“Selain itu juga untuk memastikan setiap topik yang menjadi pembahasan dengan mendalam dan terstruktur,” katanya saat dikonfirmasi awak media Rabu (02/10/2024).
Langkah-langkah itu menurut Yulianti, SPd ada 9 langkah untuk penulisan Buku Non Fiksi meliputi :
1. Menentukan Topik Utama
2. Menentukan Audensi
3. Riset Awal
4. Membagi Buku Menjadi Bagian-bagian Besar
5. Membuat Sub-Topik untuk setiap Bab
6. Menentukan Alur dan Urutan Bab
7. Menyusun Pendahuluan dan kesimpulan
8. Menambahkan Contoh dan Studi Khusus
9. Revisi dan Penyempurnaan Outline.
“Setelah outline selesai lakukan peninjauan ulang untuk memastikan alur buku sudah logis atau tidak, topik-topik utama apa sudah tercakup, telaah keseimbangan dalam pembahasan, sesuaikan dan sempurnakan outline sesuai kebutuhan,” tutupnya
Dengan outline seperti kata dia, penulis memiliki panduan yang jelas untuk menulis buku dan memastikan bahwa semua poin yang penting dibahas dengan baik.
Pada sisi lain, Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Disdik Sumenep, Akhmad Fairusi, SPd, M.AP mengatakan guru memiliki peran penting dalam menciptakan kemampuan menulis kepada anak didik.
“Untuk itu pelatihan penulisan buku non fiksi ini diadakan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru di dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah,” kata Kabid GTK Akhmad Fairusi, SPd, M.AP, Kamis (03/10/2024).
Ia memaparkan bahwa seorang guru dengan memiliki keterampilan menulis tentunya akan menciptakan materi belajar yang interaktif sehingga anak didik dengan mudah dan cepat memahami apa yang disampaikan guru.
“Selain itu kemampuan menulis seorang guru juga dapat mendukung partisipasi mereka dalam penelitian, penulisan buku atau artikel, serta berbagi pengetahuan dengan komunitas pendidikan secara luas pada umumnya,” paparnya.
Lebih lanjut atas nama Kadisdik Sumenep, Dirinya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada guru yang telah mengikuti kegiatan pelatihan Buku Non Fiksi yang digelar Disdik Sumenep selama lima hari sejak tanggal 30 September hingga 4 Oktober 2024.
“Semoga ilmu dan pengalaman yang diperoleh selama mengikuti pelatihan ini dapat diimplementasikan dengan baik di sekolah masing-masing demi kemajuan pendidikan dan komitmen gerakan literasi di Kabupaten Sumenep,” pungkasnya. (REDJAVA****)