Kepala MA Nurul Islam Bluto Imbau Kader IPPNU dan IPPNU Tidak Silau dengan Hasil, tapi Kagumlah dengan Proses

  • Whatsapp
Kepala MA Nurul Islam Bluto Imbau Kader IPPNU dan IPPNU Tidak Silau dengan Hasil, tapi Kagumlah dengan Proses
banner 468x60

JAVANETWORK.CO.ID.SUMENEP – Pengurus Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Madrasah Aliyah (MA) Nurul Islam, Karangcempaka, Bluto, Sumenep Periode 2024-2025 resmi dilantik oleh Pengurus Pimpinan Cabang (PC) IPNU dan IPPNU Sumenep di Aula Utama Pondok Pesantren setempat, Selasa (30/4/2024).

Pelantikan tersebut diikuti oleh Pengurus Pimpinan Cabang (PC) IPNU Sumenep, Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU Bluto, PK IPNU MA, PK IPNU Madrasah Tsanawiyah (MTs), Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) sekecamatan Bluto, sejumlah dewan ustaz dan para murid MA. Nurul Islam Karangcempaka Bluto.

Bacaan Lainnya

banner 468x60

Kepala MA. Nurul Islam, Karangcempaka, Bluto, Mathlub Anshori mengatakan, menjadi seorang pemimpin itu membutuhkan latihan, proses dan kesabaran untuk mencapai tujuan organisasi.

“Semua orang bisa menjadi pengurus atau ketua sebuah organisasi, tapi tidak semua orang bisa menjadi pemimpin,” ungkapnya,

Pria asal Pulau Giliraja ini berharap agar semua pengurus dan kader IPNU dan IPPNU Nurul Islam hendaknya berproses dengan baik dan mau terus belajar.

Seperti kata pepatah, terang Mathlub, jagung atau beras yang dinikmati hari ini tidak ditanam kemarin sore, tapi ditanam dan butuh perawatan beberapa bulan.

“Kita tidak boleh silau dengan hasil, tapi kagumlah dengan proses. Berkhidmat di Nahdlatul Ulama (NU) itu butuh proses dan pengorbanan,” imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Sekretaris IV, Moh. Ainul Yaqin mengapresiasi PK IPNU dan IPPNU MA. Nurul Islam dengan berbagai program dan terobosan yang bisa menjadi percontohan bagi PK di Sumenep.

“Saya yakin kader IPNU dan IPPNU Nurul Islam bisa berkiprah hingga tingkat nasional,” kata Ainul Yaqin saat sambutan.

Menjadi pengurus NU atau IPNU itu, tegas Ainul Yaqin, harus bertanggung jawab dengan tugas dan kewajibannya masing-masing.

“Khidmat di NU itu bukan sekadar menjadi pengurus, tapi mengurus, mengayomi dan berkontribusi nyata kepada NU,” terangnya.

Jika benar-benar mengurusi NU, terang, Ainul Yaqin, maka akan dianggap sebagai santri pendiri NU KH. Hasyim Asy’ari.

“Dan santri pendiri NU akan didoakan menjadi orang yang husnul khotimah,” pungkasnya. (REDJAVA****)

banner 468x60

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan