JAVANETWORK.CO.ID.SUMENEP – Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi (PKPT) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) STKIP PGRI gelar Kongkow Urgensi Kehadiran IPNU IPPNU di Kampus.
Kegiatan dikemas dengan ngaji Urgensi Kehadiran IPNU-IPPNU di Kampus. Diisi oleh mantan Ketua PC IPNU 2015-2017 Moh Wasil Abror.
PKPT IPNU-IPPNU tengah banyak diperbincangkan, terutama oleh kalangan warga nahdliyin dan pengurus NU.
terbaru soal penyataan pengurus PBNU Nusron Wahid. “Kehadiran IPNU-IPPNU membuat tatanan rusak,” demikian kutipan video Nusron yang tersebar di grup WA dan youtube.
Sementara dalam pandangan Wasil, kehadiran IPNU-IPPNU tidak perlu dipersoalkan. Apalagi, imbuhnya, oleh orang-orang NU sendiri.
“Sebenarnya tidak ada masalah. Yang jadi masalah orang yang mempersoalkan PKPT IPNU-IPPNU,” katanya saat memaparkan materi.
Ia menjelaskan, kehadiran IPNU di kampus sudah bermula pada tahun 80-an. “Dalam kongres III IPNU Kampus itu sudah dirumuskan. Lahirlah rekomendasi mendirikan departemen perguruan tinggi tahun 1985,” jelasnya.
Wasil menegaskan, kader PKPT IPNU-IPPNU STKIP PGRI harus mampu menerjemahkan dan mengamalkan moto 3B organisasi kepada mahasiswa. Yakni, Belajar Berjuang dan Bertaqwa.
“Karena kita punya akal maka kita harus belajar. Karena kita punya tekada maka berjuang. Karena kita (warga Nahdliyin) punya keyakinan dan yakin di luar nalar (misal kekuatan doa) maka harus bertaqwa,” tegasnya.
Ketua PKPT IPNU PGRI Sumenep Umar Faruq mengakatan, kehadiran IPNU-IPPNU di kampus merupakan hal positif bagi dunia akademik yang mesti didukung. Terutama, sambungnya, bagi pengurus NU.
“Saya berharap, IPNU di kampus terus berkembang dan menjadi motor kemajuan akademik mahasiswa,” ucapanya.
Sementara Ketua PC IPNU Sumenep Jalaluddin menjelaskan, IPNU memiliki pembeda yang sangat jelas dengan organisasi ekstra yang ada di kampus-kampus.
Menurutnya, perbedaan itu terletak pada pola gerakan baik sosial, pendidikan, kemasyarakatan hingga soal kebijakan dunia birokrasi.
“IPNU di Sumenep, sampai sekarang, belum pernah melakukan demo ke jalan untuk menyuarakan ide, gagasan dan kritik terhadap kebijakan,” ujarnya.
Kata Jalal, PKPT IPNU tidak boleh melakukan demo dalam menyuarakan aspirasi. “Kita sudah memiliki cara sendiri, kita biasa hanya audiensi, bahas perosalan dan memberi solusi,” katanya.
“Yang diutamakan IPNU-IPPNU di Sumenep yaitu gerakan relegius sosial,” pungkasnya.(*)