JAVANETWORK.CO.ID.PAMEKASAN – DPD PEKAT IB kabupaten Pamekasan Cangkruan sambil minum kopi bersama pengamat jalanan, mengamati dan menganalisa serta mengikuti demo mahasiswa 11 April di berbagai daerah terutama di gedung DPR RI baik secara live dan berbagai potongan vedio tentang jalannya demo yang sedang berlangsung di semua stasiun telivisi maupun media sosial dan berbagai isu yang tersaji begitu mengharukan dan memilukan.
Mas Afif, menyanyangkan aksi mahasiswa jika tertunggangi kepentingan elit politik bukan niat hati membela hak rakyat, Mas Afif bangga jika perjuangan itu murni bergerak dengan nurani dan tulus memihak kepada rakyat. bagaimana tidak kuatir dan getir kalau ormas akan menjadi underbow partai politik yang bisa dipecah-pecah, sehingga persatuan BEM pun dipecah menjadi lima gerakan.
Ada BEM SI, ada BEM Nusantara dan juga ada Aliansi BEM, entah elit politik atau penguasa yang punya kepentingan sukses memecah belah mahasiswa sehingga tuntutan demo tidak bisa didengar masyarakat dan buram.
Skenario untuk mengkambing hitamkan mahasiswa dengan kekerasan dengan lakon Ade Armando gagal menstikma demo mahasiswa anarkhis.
Nampak sudah lemahnya BEM yang bisa dipecah pecah menunjukan banyak kepentingan yang memfaatkan mahasiswa untuk memperlemah kebersamaan, dan rupanya tidak mengkristalnya isu tuntutan yang disuarakan dan seakan hambar tidak membumi karena isu yang di bangun tidak pada akar masalah.
Ambil contoh minyak goreng, sembako dan BBM. kalau hanya meminta harga diturunkan mudah bagi oligarkhy untuk menurunkan. seharusnya tuntutan itu lebih pada akar masalah yang lebih menusuk pada pemerintah yang diktator dan otoriter.
Misal tuntutan mahasiswa kembali ke UUD1945 dan Pancasila, segera diadakan sidang istimewah MPR untuk kembali ke UUD1945 asli dan demonya ke gedung MPR, pasti akan seru dan lebih menggreget terhadap pemerintah yang sewenang-wenang, menaikkan harga BBM dan perpanjangan jabatan 3 periode.
Tuntutan mahasiswa akan lebih jelas jika kembali pada pasal 33 UUD1945, maka tidak boleh swasta menguasai jutaan hektar tanah untuk sawit, tanah sawit yang harus kembali dikuasai negara dan hasilnya untuk sebesar-besarnya demi kepentingan dan kemakmuran rakyat.
Soalnya agraria yang ada di Indonesia semakin merajalela, dengan seluruh konsensi tanah yang dikuasai swasta harus di kembalikan pada negara.
bahkan sejak Proklamasi di ikrarkan maka detik itu juga tidak ada lagi tanah milik penjajah harus kembali pada NKRI.
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjataken kemerdekaan indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 Boelan 8 Tahoen 45
Mengapa sampai detik ini masih ada sertifikan egendowm sertifikat Belanda? harusnya sudah diserahkan pada NKRI dalam tempo sesingkat singkatnya.
Dengan tuntutan demo kembali ke UUD1945, maka rakyat akan berdaulat, dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat, maka rakyat akan merdeka melalui elemen bangsa duduk di MPR kemudian merumuskan politik rakyat yang disebut GBHN. oleh sebab itu presiden menjadi mandataris MPR, tidak seperti sekarang memindahkan ibu kota negara tidak minta persetujuan rakyat sebab rakyat sudah dianggap tidak berdaulat.
Kedaulatan bukan berada tangan rakyat akan tetapi kedaulatan sudah ditangan partai politik jadi sumber korupsi itu adalah partai politik dengan model pemilu berbiaya tinggi sekarang saja butuh 86 triliun dan hanya menghasilkan para koruptor, kekuasaannya hanya berpihak kepada kepentingan kelompok tertentu dan pribadi, bukan berpihak kepada rakyat.
Sebaiknya mahasiswa melakukan konsolidasi sebelum melakukan aksi besar-besaran seperti tanggal 11 April 2022, sehingga pergerakan akan menjadi satu yang kompak, tuntutan aksi jangan banyak-banyak biar tidak terkesan di politisir oleh berbagai kepentingan.
Segera geruduk gedung MPR minta sidang istimewa kembali pada UUD 1945 asli dan Pancasila, selama berjuang akan menghasilkan masa depan yang jelas dan pasti, karena masa depan Bangsa dan Negara ada di tanganmu, hari ini kamu yang bisa menentukan bangsa yang besar menjadi besar dan merdeka atau kita nanti akan menjadi Bangsa kuli di negeri sendiri. (Shoutul Afif Ketua DPD PEKAT IB Kabupaten Pamekasan)