Javanetwork.co.id, Malang Kota – Operasional Malang Creative Center (MCC) mengintegrasikan konsep bangunan ramah lingkungan menjadi salah satu pembahasan dalam Rapat Koordinasi Pengelolaan Malang Creative Center (MCC) di Ruang Sidang, Balai Kota Malang, Jawa Timur, (16/2).
Salah satu faktornya adalah desain baru yang kini sedang dikerjakan Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang memiliki lebih banyak ruang terbuka dibanding desain awal. Imbasnya sirkulasi dan pencahayaan alami dapat lebih dimaksimalkan ketimbang penggunaan air conditioner (AC).
Hal tersebut diungkapkan Haris Wibisono, arsitek muda dari Kota Malang yang turut aktif menyumbangkan pemikiran dalam pengembangan MCC bersama berbagai pegiat ekonomi kreatif lain. “Dengan desain baru ini, kita hitung potensi penghematan listrik per tahun bisa sampai 200 ribu watt per tahun. Jadi yang ada di zona-zona tertentu nanti tidak perlu pakai AC,” papar Haris.
Hal ini tentu sangat membantu dalam hal efisiensi biaya operasional MCC yang terus dipersiapkan pengelolaannya. Sementara Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang didapuk sebagai instansi perumus konsep pengelolaan terus berproses, seiring pembangunan fisik yang ditarget rampung tahun 2022 ini.
Sementara itu, Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji menekankan bahwa perspektif lain di luar manfaat utama MCC sebagai creative hub (pusat kreatif) pengembangan ekonomi kreatif sangat menarik dan bisa menjadi ‘jualan’. Semuanya tentu demi kemanfaatan MCC bagi pemerintah dan masyarakat Kota Malang.
“Saya rasa ini memperkuat keunikan MCC. Perspektif kita, terus kita kuatkan bahwa MCC adalah lebih dari sekadar bangunan fisik, tapi ada proses, ada peran, ada budaya kolaborasi yang ingin dibangun di sana,” tegas Sutiaji. (*)