Selama Dihantam Pandemi Covid-19, Ekonomi di Jatim Tumbuh 3,59 Persen

  • Whatsapp
Dadang Hardiwan Kepala BPS Jawa Timur (foto: by Klikjatim)
Dadang Hardiwan Kepala BPS Jawa Timur (foto: by Klikjatim)
banner 468x60

Javanetwork.co.id, Surabaya – Kinerja ekonomi Jawa Timur sepanjang 2021 tercatat cukup baik. Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur merilis, pertumbuhan ekonomi Jatim secara kumulatif 2021 mencapai 3,57 persen, (8/2).

Pencapaian ini cukup memuaskan setelah mengalami pertumbuhan negative selama dua tahun akibat hantaman pandemic Covid-19, yaitu tahun 2019 mengalami pertumbuhan negatif sebesar -5,9 persen dan di 2020 negatif sebesar -2,39 persen.

“Pertumbuhan terjadi pada semua komponen pengeluaran. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen pPengeluaran konsumsi rumah tangga (KP-RT) sebesar 2,69 persen, diikuti komponen pengeluaran konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga (LNPRT) sebesar 2,06 persen,” ujar Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan di Surabaya, Senin (7/2/2022) kemarin.

Selanjutnya Komponen Ekspor Luar Negeri tumbuh sebesar 1,61 persen, komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 1,29 persen dan komponen pengeluaran konsumsi pemerintah (PK-P) sebesar 0,61 persen. Sementara itu, komponen impor luar negeri tumbuh sebesar 24,55 persen.

“Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor yang tumbuh sebesar 7,83 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar 2,69 persen,” ujarnya.

Sedangkan jika diukur berdasarkan produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku, maka pertumbuhan ekonomi Jatim selama 2021 mencapai Rp 2.454,50 triliun, sedangkan PDRB atas dasar  harga konstan mencapai Rp 1.669,12 triliun.

Adapun ekonomi Jatim pada triwulan IV-2021 dibandingkan triwulan III-2021 meningkat sebesar 0,14 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan yang tumbuh sebesar 19,62 persen.

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen pengeluaran konsumsi pemerintah yang tumbuh sebesar 9,61 persen.

Meski demikian, ada beberapa lapangan usaha yang terkontraksi yaitu Pertanian, Kehutanan dan Perikanan; serta Pertambangan dan Penggalian masing-masing sebesar -23,70 persen dan -1,69 persen.

“Sedangkan ekonomi Jatim triwulan IV-2021 dibandingkan triwulan IV-2020 meningkat sebesar 4,59 persen (y-on-y). Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha konstruksi yang tumbuh sebesar 9,91 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen ekspor luar negeri yang tumbuh sebesar 8,49 persen,” tandas Dadang.

Adapun struktur PDRB Jatim menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku di triwulan IV- 2021 tidak menunjukkan perubahan berarti. Perekonomian Jatim masih didominasi oleh lapangan usaha industri pengolahan sebesar 31,12 persen; diikuti oleh perdagangan besar-eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 18,76 persen, pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 9,88 persen dan Konstruksi sebesar 9,42 persen.

“Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Jawa Timur mencapai 69,19 persen,” pungkasnya. (*)

banner 468x60

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan